Implementasi Teknologi Komunikasi


Implementasi teknologi karenanya sebuah keniscayaan sejarah yang harus diterima. Lalu apa yang disebut dengan implementasi? Implementasi
secara sederhana bisa berarti penerapan (teknologi komunikasi). Sebelumteknologi komunikasi diimplementasikan, maka harus didahului oleh penguasaan keterampilan untuk mengoperasionalkannya. Kenapa begitu? Tanpa penguasaan keterampilan teknis, seseorang tidak akan mungkin menerapkannya. Bagaimana mungkin seseorang akan mampu mengirim
e-mail (surat elektronik), jika dia tidak menguasai teknik pengirimannya?
Anggap saja teknologi komunikasi itu sebuah inovasi yang penerapannya harus dipahami oleh manusia.


A Proses Implementasi

Jika teknologi komunikasi merupakan sebuah proses inovasi implementasinya membutuhkan proses, karena tidak munglän lanes diaplikasikan begitu saja oleh manusia. Berkaitan dengan implementasi teknologi, kita bisa merujuk pada model proses inovasi yang pernah dikenalkan oleh Everett M. Rogers (1986) dalam Communication Technologih theNew Media in Society antara lain (1) inisiasi; dan (2) implementasi.


1. Inisiasi
Jika ada teknologi baru, seseorang punya kecenderungan untuk mengetahui, mempertimbangkan, memahami dengan seksama, apabila cocok merencanakan untuk menerimanya. Ini adalah gejala individu ataua masyarakatpada teknologi baru. Artinya tidak serta-merta masyarakatl langsungmenerima begitu saja atas teknologi baru tersebut. Apakah saat
Anda mengenal media sosial (Facebook,Twitter, Instagram, Path) dari orang lain saat itu juga Anda mengadopsinya? Tentu saja tidak bukan? Karena ada banyak pertimbangan pada diri seseorang untuk menerima teknologi itulah yang dinamakan inisiasi. Inisiasi berarti usaha mengumpulkan informasi tentang teknologi komunikasi, memahaminya dengan seksama dan merencanakannya untuk mengadopsi. Tahap ini memiliki dua tingkat, yakni agenda setting dan matching


a Setting Agenda, yaitu munculnya ide untuk mengadopsi teknologi Komunikasi demi menyelesaikan permasalahan informasi yang muncul. Teknologi komunikasi yang dikenalkan menjadi pengetahuan baru dan dibicarakan oleh masyarakat. Tahap ini baru sebatas kecenderungan ide untuk mengadopsi, tetapi belum ada tindakannya.

b Matching, yaitu kecocokan teknologi komunikasi dengan kebutuhan dan kemampuan untuk mengadopsinya. Setelah kecenderungan untuk menerima teknologi komunikasi, kemudian mempelajari lebih lanjut, dicari plus-minus, tali-temalinya antar unsur terkait. Apakah teknologi komunikasi baru itu cocok dengan kebutuhan masyarakat? Apakah masyarakat punya kemampuan mengadopsinya? Contoh sederhana adalah orang yang dikenalkan dengan media sosial.

Kalau kedua tingkat inisiasi di atas (agenda setting dan matching positif, maka lahirlah keinginan untuk mengadopsi teknologi komunikasi yang diangankan. Selanjutnya, bila sudah muncul keinginan untuk mengadopsi teknologi komunikasi


2. Implementasi
Secara sederhana, implementasi berarti penerapan. Implementasi teknologi komunikasi berarti penerapan teknologi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi juga berarti seluruh kegiatan dan aktivitas yang dilakukan untuk menggunakan teknologi komunikasi yang
diharapkan. Sebagai sebuah proses penerapan, implementasi mempunyai tiga tingkat, yakni rediefining, clarifying dan routinizing


a. Redefining, yaitu mengatur, menyusun, dan bahan memodifikasi struktur organisasi (bagi lembaga) atau mental serta kebiasaan (bagi individu) untuk keperluan teknologi komunikasi yang dimaksud.

b. Clarifying, yaitu meyakinkan kepada semua anggota (bagi lembaga) atau diri sendiri (bagi individu) tentang seluk-beluk teknologi komunikasi yang dimaksud, sehingga teknologi komunikasi itu tidak menjadi sesuatu yang asing lagi.

c. Routinizing, teknologi komunikasi sudah diketahui secara jelas dan menjadi bagian dari infrastruktur sebuah organisasi (bagi lembaga) atau pelengkap kehidupan sehari-hari (bagi individu)

Model diatas bisa diringkas dengan mengatakan, bahwa implementasi teknologi melewati lima tahap, yaitu agenda setting, matching, rendefinibg, clarifying Dan routinizing

B. Disfusi Inovasi

Teknologi komunikasi tentu harus ditemukan, lalu disebarkan, kemudian diterima, dan akhirnya diterapkan ke masyarakat. Untuk sampai pada implementasi sangat dibutuhkan
proses panjang dengan berbagai penolakan, sebelum akhirnya diterima dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa teknologi komunikasi yang baru ditemukan itu menimbulkan penolakan masyarakat? Hal itu disebabkan, karena menyangkut (1) kebiasaan; (2) pola pikir; dan (3) kemapanan yang ada di dalam masyarakat.


1.Kebiasaan
Sebuah penemuan baru, termasuk dalam teknologi komunikasi, biasanya akan mengubah kebiasaan masyarakat. Sekadar contoh, penemuan urea tablet untuk menyuburkan tanaman padi di sawah. Dalam kurun waktu lama masyarakat Indonesia terbiasa menggunakan urea lembut, seperti pasir dan
disebar di sawah secara merata. Urea tablet ini jelas mengubah kebiasaan masyarakat.


2.Pola Pikir
perbedaan pola pikir akibat penemuan teknologi telah menimbulkan penentangan di
masyarakat, bahkan menentang otoritas kelembagaan. Pola pikir masyarakat waktu itu sangat dipengaruhi oleh pendapat Gereja yang bersumber dari ajaran Aristoteles. Pola pikir yang dimaksud disini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengetahuan seseorang tentu akan ikut
memengaruhi perilakunya juga. Intinya adalah, teknologi komunikasi yang baru bisa ditolak masyarakat karena perbedaan pola pikir


3.Kemapanan
Kebanyakan orang senang dengan kemapanan. Begitu ada yang mengusik kemapanannya, ia akan melawan atau kalau perlu menolaknya. Karena menurut sebagian besar orang. kemapanan ini sebuah kenikmatan dan umumnya tak ada yang menolak kenikmatan. Sama dengan penjelasan soal
kebiasaan dan pola pikir, kemapanan ini juga bisa jadi akan berobah di masa datang sejalan dengan perkembangan masyarakat

Saat kita membicarakan masalah difusi inovasi, kita tidak akan bisa lepas dari ide sosiolog bernama Gabriel Tarde. Dialah yang memperkenalkan istilah difusi inovasi pada 1903 dengan mengenalkan Kurva Difusi yang berbentuk S atau S-Shaped Diffusion Curve Secara sederhana kurva ini menjelaskan, bagaimana sebuah inovasi diadopsi seseorang atau kelompok yang dilihat
dari dimensi waktu. Dalam kurva itu ada dua sumbu (satu menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu lain menggambarkan dimensi waktu)

Setidaknya, sebuah teknologi komunikasi yang baru (inovasi) agar tersebar ke masyarakat membutuhkan beberapa elemen pokok. Menurut Everett M.Rogers, proses difusi inovasi memiliki 4 (empat) elemen pokok antara lain.


a. Inovasi
   Inovasi adalah gagasan, tindakan, atau juga bisa berarti barang yang dianggap baru. Kebaruan sebuah inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. jika suatu ide dianggap baru oleh individu, maka ia dianggap inovasi untuk orang tersebut. karakter dari inovasi yang dirasakan oleh sistem sosial menentukan tingkat penerimanya. Lima sifat inovasi yang dimaksud antara lain (1) relatifitas keuntungan; (2) kesesuaian; (3) kerumkitan; (4) reliabilitas; dan (5) kebiasaan diamati.

b. Saluran Komunikasi
    Saluran komunikasi adalah alat untyuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Sebab, sehebat apa pun sebuah inovasi jika tanpa ada saluran yang tepat dalam menyampaikannya tentu tidak akan berhasil. Agar inovasi bisa tersebar dengan baik, sumbder setidaknya harus memperhatikan (1) tujuan diadakannya komunikasi; dan (2) karakteristik penerima. Jika, komunikasi itu dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien adalah media massa.

c. Jangka Waktu
   Jangka waktu berarti proses keputusan inovasi. prosesnya meliputi dari seorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolak inovasi. Proses itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Berkaitan dengan dimensi waktu, proses tersebarnya inovasi akan melibatkan; (a) proses pengambilan keputusan inovasi; (b) keiinovatifan seseorang, leboh awal atau lambat dalam menerima inovasi; dan (c) kecepatan adopsi inovasi dalam sistem sosial.

d. Sistem Sosial
    Sistem sosial berati sekumpulan unit yang bderbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memcahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Sistem sosial ini akan meneruskan penerimaan inovasi, apakah teknologi komunikasi baru itu bertentangan atau tidak dengan sistem sosial yang berada di masyarakat ? Dengan kata lain, sistem sosial menjadi faktor penentu penyebaran inovasi. (Nurudin, 2018:83)

C. Proses Adopsi Teknologi

     Teknologi komunikasi tak lain adalah sistem teknologis yang mengharuskan manusia perlu mengatur sesuai dengan nilai-nilai yang dibawa oleh teknologi komunikasi itu sendiri. Maka, proses adopsi dalam teknologi itu mudah diimplementasikan dalam masyarakat. setidaknya ada 5 tahap dalam proses adopsi, yakni (1) pengetahuan; (2) persuasi; (3) pengambilan keputusan; (4) implementasi; dan (5) konfirmasi.

1. Tahap Pengetahuan
    Tahap pengetahuan adalah tahap di mana seseorang belum mengetahui informasi mengenai inovasi baru.agar seorang tahu, maka inovasi itu perlu disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada

2. Tahap Persuasi
  Tahap persuasi adalah tahap yang berada pada wilayah pemukiman
calon pengguna. Seseorang akan mengukur keuntungan yang ia dapat jila
mengadopsi sebuah inovasi. Berdasar evaluasi dan diskusi serta pencarian
sumber-sumber yang dianggapnya mencukupi, ia cenderung mulai untuk
mengadopsi atau bahkan menolak inovasi tersebut.
3. Tahap Pengambilan keputusan
 Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah mereka
akan mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun demikian, meskipun
seseorang sudah mengambil keputusan bisa kemungkinan terjadi perubahan
dalam adopsi teknologi komunikasi.
4.Tahap Implementasi

Dalam tahap ini seseorang yang sudah mengadopsi inovasi mulai
menggunakannya sambil mempelajari lebih jauh tentang hal tersebut. Tahap
ini memungkinkan seorang telah memutuskan untuk menerapkan inovasi
itu untuk dirinya.



D. Kategori Adapter
     Dalam kelompok adopsi inovasi juga tidak jauh berbeda. Proses penerimaan adopsi (adopter)  bisa dikelompokkan dalam tingkat kecepatan dalam menerima inovasi. Everett M.Rogers (Nurudin, 2015) pernah mengenalkan kurva adopsi yang bisa dijadikan pedoman, bagaimana kecepatan masyarakat dalam menerima inovasi. ia membagi kelompok kedalam lima bagian yakni;

1. Inovator
    Umumnya, lorang ini mempunyai gaya hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman dan relasi lain. Bisa dikatakan, kelompok ini mempunyai sifat terbuka dan mudah menerima perbedaan yang terjadi dalam masyarakat.

2. Adopter Awal
    Mereka yang gtermasuk dalam kelompok ini bisa disebut sebagai para perintis dalam penerimaan inovasi sekitar 14%. Ciri kelompok ini, antara lain para pemuka pendapat (opinion leader) atau orang yang dihormati. kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator.

3. Mayoritas Awal
    Kelompok ini adalah pengikut awal dalam proses adopsi yang berjumlah sekitar 34%. Ciri yang menyertainya, antara lain penuh pertimbangan dan interaksi internal tinggi.

4. Mayoritas Akhir
    Kelompok ini berjumlah sekitar 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Ciri yang menyertainya adalah terlalu hati-hati atau bahkan ragu-ragu, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan sosial.

5. Kelompok Tertinggal
    Sebagai kelompok kolot mereka berjumlah 14%. Cirinya, antara lain: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, sumber daya terbatas, dan bukan pemimpin opini. (Nurudin, 2018:87)

dibawah ini merupakan bagan kategori adopter;



       Hampir sama dengan pendapat Everett M.Rogers di atas, dalam Communication Technology Update and Fundamental,August E. Grant dan Jennifer H. Meadows (2010) pernah mengenalkan perspektif payung untuk memahami tingkatatan masyarakat dalam memahami teknologi komunikasi. Pada tingkat yang paling bawah adalah perangkat lunak dan keras. Tingkat kedua terbawah adalah infrastruktur organisasi dan tingkat yang paling atas adalah sistem sosial, politik, ekonomi, dan media. (Nurudin, 2018:90)


E. Implementasi Teknologi bagi Organisasi

  Perspektif implementasi teknologi komunikasi bisa berlaku untuk individu, kelompok atau organisasi. Implementasi bagi organisasi/lembaga pernah dikemukakan oleh Louis G Tornatzky dan Mitchel Fleischer dalam The Process of Technological (Abrar, 2003)

1. Manajemen Sistem
Proses manajemen system adalah implementasi teknologi sebagai upaya untuk mengoptimalkan hasil system organisasi. Dalam tataran tertentu, pandangan ini berasal dari perkembangan teori system yang terbuka. Dalam konteks ini perubahan dianggap sebagai proses yang turun di atas

2. Proses Birokrasi
Dalam proses ini, implementasi teknologi komunikasi merupakan satu upaya untuk mengubah kebijakan sebuah lembaga, berdasarkan persepsi manajemen puncak. Perubahan ditentukan pembuat dan pengambilan keputusan paling tinggi.

3. Pengembangan Organisasi
Artinya, implementasi teknologi komunikasi merupakan usaha untuk memenuhi keinginan individu dan komunitas serta muncul karena dorongan untuk meningkatkan partisipasi.

4. Konflik/Tawar Menawar
Disini impelementasi teknologi komunikasi merupakan proses hasil tawar menawar yang pada akhirnya menghasilkan jalan keluar kompromistis. Sebagaimana diketahui, setiap penerapan teknologi baru menimbulkan pertentangan bagi individu atau lembaga.
Dari perspektif implementasi teknologi di atas lahirlah empat perspektif implementasi teknologi komunikasi, sebagaimana dikatakan Tornatzky dan Fleischer (1990) yakni :

a. Teknosentrik
perspektif ini menempatkan teknologi kekuatan yang mendorong terciptanya perubahan. Teknologi dianggap sebagai factor dominan dalam proses implementasi teknologi komunikasi. Tidak heran bila perspektif ini lebih terfokus pada kapasitas dan ketersediaan teknologi komunikasi, ketimbang kebutuhan pengguna komunikasi sendiri.

b. Sosiosentrik
perspektif ini merupakan kebalikan dari perspektif teknosentrik. Jika perspektif teknosentrik berfokus pada teknologi, maka perspektif sosiometrik berfokus pada situasi social yang ada pada sebuah lembaga/organisasi.

c. Konflik
perspekif ini menempatkan konflik sebagai sesuatu yang melekat pada proses pengambilan keputusan. Ia beranggapan bahwa terdapat beberapa sumber kekuatan lembaga/organisasi dalam implementasi kebijakan.

d. Desain Sistem
perspektif ini merupakan kombinasi ketifa perspektif terdahulu. Dengan kata lain, mengintegrasikan fokus ketiga perspektif terdahulu, mulai dari teknologi, system social, dan politik.

F. Faktor Penentu Implementasi Teknologi

Bagaimana pun juga implementasi teknologi membutuhkan beberapa syarat agar ia bisa diterapkan penerapan paling tidak harus memperhatikan factor-faktor sebagai berikut :

1.Sistem Sosial
Sistem sosial adalah aturan sosial yang diakui, dilaksanakan, dan dijadikan petunjuk dalam perilaku sehari hari. Sistem sosial hasil kesepakatan masyarakat itu ikut menjadi penentu apakah teknologi komunikasi bisa diterapkan apa tidak jika dalam sistem sosial nya berkembang hierarki sosial yang ketat agak susah memandang teknologi

2. Tingkat Kebutuhan Masyarakat Akan Inovasi
Ini bagian yang sangat rasional dan wajar, baha setiap implementasi teknologi komunikasi baru harus sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Hal ini wajar karena setiap manusia dan masyarakat mempunyai kebutuhan masing-masing. Setiap individu atau komunitas masyarakat tentu akan berbeda dalam penerima teknologi

3. Tekanan Pihak Lain
Ada kalanya, penerapan teknologi karena tekanan pihak lain. Pihak lain ini bisa individu, masyarakat, atau kenyataan. Seorang individu yang mempunyai kekuasaan atas pihak lain bisa memaksakan orang lain untuk menggunakan teknologi komunikasi baru. Atasan bisa memaksa anak buahmemakai teknologi yang berhubungan dengan media sosial karena membutuhkan dan punya teknologi yang berhubungan dengan internet tersebut

4. Kesadaran Individu
Implementasi teknologi juga sangat tergantung pada kesadaran individu. Kesadaran individu itu berkaitan erat dengan kepentingan dan kebutuhan individu. Ini tentu saja menyangkut kebutuhan dasar manusia. Sekuat apa pun tentu bentuk-bentuk pemaksaan atas implementasi teknologi jika, individunya tidak menginginkannya, teknologi baru itu akan sulit diterapkan.

5. Kepentingan
Kekuasaan politik juga menjadi faktor penentu implementasi teknologi Penerapan teknologi bisa juga karena paksaan pemegang kekuasaan. Di Indonesia, penerapan kartu tanda penduduk elektronik (e-ktp) dilakukan karena kebijakan pemerintah susilo bambang yudhoyono. Melalui penerapan e-ktp tersebut. Tak terkecuali dengan sistem  pendaftaran online sekolah dan kuliah serta sistem pendidikan dan pengajaran yang menerapkan teknologi.

Daftar pustaka  : Nurudin.2018.Perkembangan Teknologi Komunikasi.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Komentar