Sejarah Perkembangan Public Relation
Public Relation sebagai Ilmu pengetahuan masih relatif baru bagi masyarakat indonesia, public relation merupakan gabungan dari beberapa ilmu dan juga termasuk Ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lainya.
Istilah public relation baru dikenal pada abad ke 20 di negara asalnya Amerika serikat.
Sejarah
Perkembangan Public Relations
Dalam
sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan
adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906
berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan
sukes. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.
Perkembangan
PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi
informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan
masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.
Penemuan
tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan.
Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi.
Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan
meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini
publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Dasar-dasar
fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang
direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode
perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik,
menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya
Gambaran
kronologis PRs di dunia
Abad ke-19
|
PR di Amerika dan Eropa merupakan
program studi yang mandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi.
|
1865-1900
|
Publik masih dianggap bodoh.
|
1900-1918
|
Publik diberi informasi dan
dilayani.
|
1918-1945
|
Publik diberi pendidikan dan
dihargai.
|
1925
|
Di New York, PR sebagai pendidikan
tinggi resmi.
|
1928
|
Di Belanda memasuki pendidikan tinggi
dan minimal di fakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itu,
banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu.
|
1945-1968
|
Publik mulai terbuka dan banyak
mengetahui.
|
1968
|
Di Belanda mengalami perkembangan
pesat. Ke arah ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu. Di
Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.
|
1968-1979
|
Publik dikembangkan di berbagai
bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja.
|
1979-1990
|
Profesional/internasional memasuki
globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas.
|
1990-sekarang
|
- perubahan mental, kualitas, pola
pikir, pola pandang, sikap dan pola perilaku secara
nasioal/internasional.
- membangun kerjasama secara lokal,
nasional, internasional.
- saling belajar di bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi.
|
Ivy Ledbetter karena jasanya yang mampu menanggulangi krisis
industri batu bara di Amerika telah dinobatkan sebagai “bapak public
relations”. Berkat jasanya itu pula lah konsep public relations modern menyebar
dengan cepat ke seluruh Amerika dan akhirnya sampai ke Indonesia.
Sekitar setengah abad setelah keberhasilan Ledbetter, babak
pertama public relations di Indonesia dimulai. Diawali dengan dibentuknya
divisi Hubungan Pemerintah dan Masyarakat (HUPMA) di salah satu institusi
pemerintah: Pertamina, pada tahun 1950. Pada saat itu divisi kehumasan ini
berfungsi untuk menghubungkan klien, relasi, masyarakat, perusahaan swasta,
perusahaan negara, maupun perusahaan asing.
Empat tahun kemudian masyarakat Indonesia dikenalkan dengan
divisi baru di lembaga kepolisian yang diberi nama divisi HUMAS. Divisi ini
yang akan melakukan kontak intensif dengan masyarakat sekaligus sebagai
penyambung lidah bagi kelembagaan ini.
Dan kemudian dua institusi awal ini lah yang kemudian
menginspirasi institusi-institusi lain agar membentuk divisi yang sama. Pada
tahun 1970 public relations sudah memiliki tempat di banyak jajaran kelembagaan
di Indonesia.
Lembaga pemerintahan Indonesia lainnya pun tidak ketinggalan
ingin mencoba manfaat adanya public relations. Maka pada tahun 1962, masa
presidium kabinet Perdana Menteri Indonesia ke sepuluh Juanda Kartawijaya,
setiap instansi diinstruksikan agar membentuk divisi humas.
Tahun 1972 hingga 1993 disebut sebagai periode kehumasan
dalam lembaga swasta umum. Dikatakan demikian karena rentang tahun ini swasta
mulai giat untuk membentuk dan menggunakan jasa public relations. Buktinya pada
tanggal 15 Desember 1972 didirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia
(Perhumas) sebagai rumah para profesional HUMAS di instansi swasta maupun
pemerintah.
Di akhir tahun 1993 diadakan konvensi nasional humas di Bandung.
Konvensi ini sangat bersejarah dan memberikan konstribusi terhadap dunia public
relations di Indonesia karena berhasil melahirkan Kode Etik Kehumasan
Indonesia(KEKI).
Selain itu di Jakarta juga terbentuk Asosiasi Perusahan
Public Relations Indonesia (APPRI). Asosiasi ini merupakan wadah profesi
berbentuk organisasi perusahaan-perusahaan public relations yang bersifat
indpenden (konsiltan jasa kehumasan).
Dan terakhir perkembangan paling mutakhir di Indonesia
sebenarnya dimulai sejak 15 tahun yang lalu. Sejak tahun tersebut hingga
sekarang, public relations disebut berada dalam periode swasta bidang
profesional khusus. Yang dimaksud khusus adalah spesialisasi public
relations/humas bidang industri pelayanan.
Dimulai pada tanggal 27 November 1995 dengan dibentuknya
HHHB (Himpunan Humas Hotel Berbintang) yang fokus mengurusi masalah public
relations yag berhubungan dengan jasa perhotelan. Himpunan ini berhubungan erat
dengan perhimpunan hotel dan restoran Indonesia.
Lalu berturut-turut terbentuk Forum Komunikasi antar Humas
Perbankan (Forkamas) oleh gubernur BI Soedradjad Djiwandono, dan PRSI
(Pulic Relations Society of Indonesia) di Jakarta. Yang terakhir ini sedikit
mirip dengan PRSA America yang berurusan untuk mengakreditasi badan penyedia
layanan public relations.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar